Notification

×

Mendefinisikan Kembali Makna Melayani Sebagai Pendidik Insan Muda

Selasa, 23 Juni 2020 | 01.16.00 WIB Last Updated 2020-06-23T08:16:20Z

Bagaimanakah makna perjalanan pelayanan kita? Sudahkah kita menikmatinya sebagai perjalanan yang bermakna dan kita merasa bahagia? Sejauh manakah kita sudah mendefinisikan makna pelayanan kita? Begitu banyak tanya yang seringkali tiada mendapat jawab, begitu banyak hal yang sudah membuat kita begitu menjadi makhluk rutinitas yang tidak lagi menikmati sekelumit gebrakan yang memacu adrenalin kita hingga memacu semangat yang dinyalakan kembali. Oleh karena itu, marilah kita mulai mengambil waktu untuk sejenak mendefinisikan apa itu makna melayani. Pelayanan apakah yang menjadi pergulatan hidup kita selama ini?

Mendefinisikan kembali makna pelayanan khususnya dalam mendidik insan muda bukanlah sebuah persoalan yang mudah. Kita memerlukan banyak ilmu, banyak kajian, banyak proses, banyak kesabaran, dan sebuah hati yang mau untuk mendidik. Sebuah hati untuk mendidik inilah yang menjadi bahan untuk kembali kita definisikan menjadi sebuah makna yang selaras dengan perkembangan insan muda era kekinian. Begitu banyak hal yang tak pernah cukup hanya untuk mendidik seorang manusia, terlebih jika kita bicara mendidik sebuah generasi. Perjuangan dan pengabdian tiada bataslah yang mampu untuk dipertaruhkan demi sebuah generasi yang kembali kepada hakikat manusia ciptaan Allah yang serupa dan segambar dengan Allah.

Mendefinisikan makna melayani sejatinya memurnikan kembali apa yang selama ini sudah kita lakukan. Pemurnian yang tidak akan dapat diperoleh jika tanpa semangat yang membara untuk memprosesnya. Pemurnian yang tidak dapat dihasilkan tanpa ada sinergi dari banyak unsur yang menyebabkan terwujudnya proses pemurnian itu sendiri yaitu manusia, api, dan bahan yang dimurnikan. Hal itu berarti harus melibatkan sebuah keahlian khusus untuk menjadikan proses pemurnian agar berlangsung dengan sempurna. Pelayanan untuk mendidik insan muda memerlukan keahlian, di mana hal ini merupakan sinergi antara proses, waktu, kesabaran serta sebuah tujuan yang merupakan fondasi utama dalam proses tersebut.

Manfaat dari mendefinisikan kembali makna melayani sebagai pendidik insan muda yang pertama adalah kita belajar bergantung kepada Sang Pemberi Makna hidup kita yaitu Allah, yang kita sembah dalam Yesus Kristus, Juru Selamat dan Guru Agung kita. Pendidik akan terus bertanya kepada Sang pemberi makna, bagaimana mendidik insan muda yang seturut rencana Allah yang mendesain masa depan mereka untuk memenuhi tujuan Allah. Seorang pendidik harus terus-menerus dengan kerendahan hati berdoa, bersekutu, dan berjalan bersama Allah agar tidak membuat definisi yang salah dalam menentukan prinsip dasar bagaimana mendidik mereka. Sangat diperlukan waktu teduh untuk memahami apa rencana besar Allah bagi peserta didik yang Allah sudah percayakan menjadi bagian dalam pelayanan kita. Sebuah kerja keras yang memerlukan kedisiplinan agar kita mampu memahami rencana Allah dalam melayani peserta didik yang menjadi murid sejati,beriman teguh,berilmu tinggi, berintegritas terpuji,berinovasi tiada henti dan penuh inspirasi, yang merupakan motto Sekolah Kristen Makedonia.

Manfaat kedua dari mendefinisikan kembali makna melayani insan muda adalah kita terus dipacu mengusahakan kesempurnaan definisi yang kita buat. Pendefinisian sebuah objek memerlukan kajian intensif dan waktu yang lama agar terwujud sebuah definisi yang semakin sesuai dengan kebutuhan dan tantangan zaman. Pada saat kita mendefinisikan kembali makna pelayanan kita sejatinya kita sedang berproses menyempurnakan makna pelayanan kita agar dapat menjawab tantangan dan kebutuhan zaman yang ini berarti kita harus mau terus bergerak,mau terus memperbarui, terus berkarya, dan terus terbuka agar dihasilkan sebuah definisi pelayanan yang sejati.

Selanjutnya manfaat ketiga dari mendefinisikan kembali makna melayani insan muda yaitu menghidupi definisi yang telah terbentuk setelah melewati proses yang panjang dan kompleks. Hal yang paling sulit adalah menjalankan apa yang sudah kita definisikan dalam bentuk kerja nyata yang bisa diukur dengan berbagai indikator pencapaian. Perlu sebuah tekad, disiplin tinggi, motivasi yang benar, dan semangat yang berkobar untuk menjalani sebuah definisi yang kita percayai menjadi prinsip dalam pelayanan kita. Ada harga yang harus dibayar untuk menghidupi definisi yang telah kita hasilkan sehingga sebuah ide tidak sebatas ide, namun berguna untuk kehidupan bersama yang penuh bermakna.

Pada akhirnya, sebagai pendidik kita harus totalitas dalam mengemban sebuah panggilan pelayanan dengan pusat hidup kita adalah Allah sebagaimana tertulis dalam Kolose 3 : 23 “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan manusia.” Pemahaman, penghayatan dan pengejawantahan kita dalam memaknai Kolose 3 : 23 itulah pada hakikatnya merupakan pendefinisian kembali makna makna melayani sebagai pendidik insan muda yang harus menjadikan Allah sebagai pusat, fondasi, pengatur dan penggerak pelayanan kita. Kiranya kita semakin mau menyediakan waktu untuk kembali mendefinisikan makna pelayanan kita dalam mendidik insan muda yang Allah titipkan untuk kita, semoga Allah berbahagia karena kita menjaga titipan-Nya dengan penuh hormat dan takut akan Allah yang memberikan pelayanan itu untuk kita.


Sri Setyaningsih, S.Pd.

Guru SMA Kristen Makedonia

×
Berita Terbaru Update