Secara pribadi, saya menganggap Pendidikan adalah salah satu warisan yang diterima Adam dan hawa yang bisa mengubah sejarah kehidupan generasi berikutnya.
A. Pendidikan sejalan dengan Ketaatan
Allah sebagai Pencipta berusaha mendidik manusia awal ini untuk taat akan perintah. Tanpa ketaatan mustahil proses pendidikan bisa berjalan dengan benar. Dasar pendidikan yang diletakkan Allah gagal diterapkan manusia di taman Eden. Namun Allah terus berinisiatif mengerahkan segala cara untuk mengembalikan generasi berikutnya ke fitrahNya, menuju ke Kebenaran Sejati. Tidak ada yang bisa kita lakukan dengan benar tanpa pertolongan Tuhan. Kita merasa sudah menaati pendidikan yang Tuhan ajarkan, padahal tidak.
- Tidak dengan inisiatif pakaian dari DAUN ARA untuk menutupi ketelanjangan.
- Tidak dengan persembahan Kain berupa sayur mayur untuk menyembah Tuhan.
- Tidak dengan pakaian “sembarangan” untuk datang ke perjamuan pernikahan Raja.
Pendidikan Kristen yang benar hanya berasal dari Allah. Manusia hanya perlu mawas diri dan taat terhadap perintahNya.
- Bersedia untuk diberikan pakaian kulit binatang yang harus mati untuk menutupi ketelanjangan mereka.
- Mau untuk mempersembahkan korban bakaran sesuai perintah Tuhan.
- Mau memakai pakaian pesta yang semestinya untuk menghadiri jamuan pernikahan raja.
Melalui Hakim-hakim, Nabi, kehidupan Yesus, Rasul, Martir, Allah ingin manusia kembali taat terhadap pendidikan Kristen yang sejati. Sampai detik ini di akhir jaman, melalui pendidikan Kristen bahkan di luar kekristenan, Ketaatan dalam Kegiatan Belajar Mengajar manjadi hal penting agar proses pendidikan itu berjalan dengan benar.
Pendidikan ibarat KASIH, sedangkan KETAATAN adalah penurutan terhadap HUKUM/ Peraturan. Keduanya seperti 2 rel yang berjalan berdampingan sampai ke tujuan akhir. Tanpa KASIH, HUKUM itu kosong dan dingin. Tanpa HUKUM, KASIH itu tidak memiliki arah.
Setiap peraturan yang sudah dibuat di Sekolah dan Asrama Makedonia adalah sebagai media pembinaan dan pembentukan karakter tidak hanya peserta didik namun setiap elemen pendidikan yang ada terkhusus GURU itu sendiri.
B. Pendidikan adalah tentang KETELADANAN
Yakobus 3:1 bertuliskan, "Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat."
Ayat ini memotivasi saya secara pribadi dalam mengaplikasikan pendidikan baik kepada diri sendiri, rekan kerja dan para peserta didik.
Dalam pepatah Jawa, kata "GURU" adalah singkatan dari digugu lan ditiru, yang artinya Dipercaya dan dicontoh. Tidak mudah menjadi GURU.
GURU disini bukan hanya guru dalam arti sebenarnya dalam sekolah. Namun semua otoritas dalam bidang pendidikan yang berperan dalam mendidik anak-anak yang sudah Tuhan titipkan kepada kita.
Setidaknya ada 3 elemen yang saling bersinergi untuk membentuk KETELADANAN Pendidikan Kristen yang benar.
Keluarga, Sekolah, dan Gereja.
Ketiga elemen ini bisa kita pelajari di kehidupan tokoh besar Alkitab MUSA.
Keluarga adalah wadah pertama keteladanan pendidikan yang membentuk seorang anak pada usia emas mereka. Keteladanan orang tua dalam mendidik anak sesuai dengan ajaran Kristen mutlak diperlukan. Musa memerlukan 40 tahun usia pertamanya belajar tentang hal ini. Bersyukur ia memiliki seorang ibu yang walaupun memiliki keterbatasan, mampu memberikan perhatian yang layak dalam membina karakter Kristiani MUSA muda, Seorang Israel sejati.
Elemen berikutnya adalah Keteladanan Sekolah. Sekolah adalah wadah pendidikan manusia yang lebih memperkaya pendidikan sebelumnya dalam keluarga.
Dalam 40 tahun pertamanya juga seorang musa belajar tentang ilmu pemerintahan, taktik perang di sekolah MESIR. Hal-hal yang diperlukan untuk kehidupan dunia. Elemen ketiga dan yang paling penting adalah Keteladanan GEREJA. Kehadiran komunitas Gereja dalam memberikan keteladanan pendidikan memberi ilmu yang holistik pada peserta didik. Di komunitas ini mereka belajar tidak hanya fisik, mental tetapi juga tentang spiritual. Kehadiran mereka di gereja secara fisik dan rohani akan membawa mereka pada berbagai jawaban tentang pertanyaan bagaimana mereka hidup, untuk apa mereka hidup, terlebih penting UNTUK SIAPA mereka menghidupkan KEHIDUPAN mereka. MUSA belajar makna KEHIDUPAN di padang belantara selama 40 tahunnya yang ke dua. GURUnya adalah ALLAH dan itu mempersiapkan MUSA dalam pelayanannya bagi bangsa tegar tengkuk Israel selama 40 tahun kemudian.
Hendro NBC, S.E
Wakil Kesiswaan SMP Kristen Makedonia