Notification

×

Disiplin Pemuridan

Rabu, 24 Juni 2020 | 01.08.00 WIB Last Updated 2020-06-24T08:08:09Z
Kami memasukkan anak kami di sekolah A karena sekolah A sangat disiplin, beda dengan sekolah lain. Gurunya disiplin, kami lihat anak tetangga setelah masuk sekolah A banyak berubah, jarang terlambat. Yang pasti disiplinnya baguslah”.

Seringkali kita mendengar pernyataan tersebut keluar dari mulut orang tua siswa. Saat ini salah satu indikator orang tua memasukkan anaknya di suatu sekolah adalah disiplin.

Tujuan Disiplin adalah membuat siswa menjadi murid Tuhan. Disipin adalah kesempatan untuk mengarahkan siswa berjuang melawan dosa, mengatasi kelemahan, membangun damai dan kemurahan hati, dan mendapat bagian dalam kesucian Tuhan. Melalui disiplin siswa harus dapat menyadari kemuliaan Tuhan (Ibr 12). Disiplin tidak dilakukan secara kasar. Tidak pula menyebabkan kepahitan karena dilakukan dengan sikap mulia. Disiplin mau memberi pengampunan.

Sekolah memberikan guru wewenang resmi yang sangat besar untuk mengelola kelas dan pembelajaran. Para guru juga dapat mengandalkan wewenang tradisional karena biasanya orang tua mendidik anak-anak untuk menghormati guru mereka. Lalu, mengapa beberapa guru atau sekolah masih kesulitan dalam menegakkan disiplin dalam mendidik siswa?
Jika wewenang guru hanya didasarkan pada wewenang resmi atau tradisional, guru biasanya hanya dapat menjaga wewenangnya dengan bertindak otoriter. Hal ini seringkali menyebabkan persaingan kekuatan antara guru dengan siswa, serta mengakibatkan rusaknya nilai belajar yang positif. Guru perlu menetapkan wewenang pribadinya. Wewenang pribadi berkembang dari wawasan dan kemampuan membimbing siswa, membukakan materi, menciptakan suasana belajar dan memberdayakan siswa untuk mengembangkan serta melatih bakat mereka. Latihan yang tepat akan memungkinkan guru mengajar dengan cara yang penuh kuasa (Markus 1:22; Lukas 4:32). Kita menggunakan kuasa itu untuk melayani siswa.

Akhirnya, Tuhan memberikan wewenang pada guru untuk menjalankan tugas membimbing dan memberdayakan siswa. Tuhan menyatakannya dengan memberikan panggilan dan memberikan kemampuan yang memungkinkan guru melaksanakan wewenang tersebut. Ketika guru melaksanakan wewenang tersebut melalui tindakan disiplin, mereka tidak hanya menggunakannya untuk mencoba-coba menerapkan kekuasaan atas siswa, melainkan untuk memberi pengertian dan hikmat tentang cara hidup (Amsal 3:12-13;6:23). Kedisiplinan menurut sifat Allah dijalankan berlandaskan kasih (Amsal 13:24b;Wahyu 3:19).
Sebagai guru, ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk melatih disiplin:
  1. Bangunlah pelajaran di kelas sedemikian rupa sehingga siswa dapat berkarya secara produktif dan memiliki ukuran tanggung jawab untuk mengambil keputusan. Siswa yang terlibat dalam kegiatan yang bermanfaat dan direncakanan dengan baik cenderung tidak mudah membuat kekacauan dan lebih mudah belajar disiplin.
  2. Tetapkan dan laksanakan aturan supaya siswa belajar menaati hukum Allah, khususnya yang berkaitan dengan situasi di kelas.
  3. Atur dan berikan sanksi sebagai upaya untuk membawa siswa merasa tetap melayani Tuhan dalam semua kegiatan mereka, dan juga membantu siswa merasakan kemuliaan Tuhan
  4. Jadilah teladan bagi siswa.
Dari keempat hal di atas, poin menjadi Teladan merupakan hal yang seringkali sulit dan gagal dilakukan oleh guru. Seringkali kita melihat guru terlambat tiba di sekolah, di saat yang bersamaan guru minta siswa datang tepat waktu. Sering guru melarang siswa merokok, sementara asap rokok tetap mengepul di tangannya. Sering guru memarahi siswa karena tidak mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah), sementara guru juga belum mengumpulkan RPP/Silabus yang seharusnya sudah dikumpulkan. Menjadi teladan hal yang sederhana tetapi dampaknya besar.
Jika guru-guru disekolah melakukan hal-hal di atas terutama menjadi teladan, maka kita tidak akan mendengar keluhan orangtua tentang sekolah disiplin atau tidak disiplin. Mendisiplinkan siswa haruslah membawa siswa menjadi murid Kristus, memahami dan mengalami kasih Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Mendisiplinkan siswa haruslah dilakukan bersamaan dengan menjadi teladan.

John Wesly, S.Pd.,B.Sc
Kepala SMP Kristen Makedonia
×
Berita Terbaru Update