Notification

×

Sepakbola Bukan Sekadar Olahraga

Rabu, 24 Juni 2020 | 01.13.00 WIB Last Updated 2020-06-24T08:46:51Z
Olahraga adalah wujud penghargaan dan syukur kepada Tuhan yang telah memberi kita kemampuan dan tubuh yang sehat. Olahraga juga adalah alat perekat yang menyatukan umat manusia dan memperkuat tali persaudaraan.

Sejak kecil, Apriadi Mandraguna sudah berolahraga dan menyukai olahraga. Dari sekian banyak jenis olahraga, olahraga sepakbola adalah olahraga kegemaran. Apriadi sudah menekuni olahraga sepakbola sebagai hobinya Sejak SD (Sekolah Dasar). Setiap sore Apriadi senang mengikut temannya untuk bermain bola. Meskipun terkadang ibunya sering memarahinya dan melarang untuk bermain bola, namun hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk bermain sepakbola.

Sampai saat ini, tiga tahun sebagai guru pun dirinya masih bermain sepak bola dan menjadi pembimbing ekstrakurikuler sepakbola di Sekolah Kristen Makedonia (SKM). Dari pengalaman  tersebut, Apriadi sepakat bahwa sepak bola bukan hanya sekadar olahraga. Dalam sepakbola kita dapat belajar untuk menemukan arti kesenangan, kesehatan, perjuangan, dan banyak hal.

Xavi, seorang pemain gelandang FC Barcelona, saat ditanya soal kehebatan FC Barcelona menjawab demikian,  “Di La Masia (akademi FC Barcelona) kami tidak ditempa untuk menang namun untuk berkembang.” Sepak bola tidak hanya bercerita menang ataupun kalah saat pertandingan. Filosofi ini juga yang seharusnya digunakan untuk membentuk tim sepakbola di SKM.

Pembentukan pemain secara menyeluruh adalah hal terpenting dalam sepakbola. Hal-hal yang harus dimiliki oleh pemain diantaranya adalah teknik (bagaimana melakukan sesuatu), taktik (pengertian permainan atau pengertian akan mengapa melakukan sesuatu), fisik dan mental (menempa karakter yang positif dan kuat yang begitu penting artinya baik untuk kehidupan sang pemain secara keseluruhan maupun untuk perkembangannya sebagai pemain bola).

Pembentukan mental adalah hal tersulit yang harus dipikirkan oleh pelatih ataupun pembimbing kegiatan ekskul (ekstra kurikuler) karena mental tidak hanya sekadar bagaimana kita berada di dalam lapangan. Scheunemann (2012, hal. 163) dalam buku Kurikulum Sepakbola Indonesia menjelaskan kata “mental” terkandung berbagai sifat dan makna :
  • Tingkah laku yang disiplin.
  • Pantang menyerah.
  • Tidak mudah puas atau sombong.
  • Fair play (tidak menyalahkan pihak lain, menerima kekalahan, tidak menghina bila menang, jujur, dll).
  • Bisa mengendalikan diri.
  • Tidak egois.
  • Percaya diri.
  • Mampu berkonsentrasi (Fokus).
  • Selalu siap memberi 100% (semangat dan mau bekerja keras): untuk pemain harus menjaga kesehatan dan pola tidur supaya bertenaga.
  • Dll.
Aspek mental di atas akan menjadi sia-sia jika kita tidak mengandalkan Tuhan saat berlatih ataupun bertanding. Secara sadar ataupun tidak sadar jika kita mengandalkan manusia, kita akan merasa ada sesuatu yang kurang dari dalam diri kita. Oleh sebab itu sebagai pemain kita harus MENGANDALKAN TUHAN dan menaruh harapan kepada Tuhan saja (Yeremia 17:7). Dengan demikian kita akan diberkati melalui setiap kegiatan yang kita lakukan termasuk saat kita bermain sepakbola.

Apriadi Mandraguna
Guru SMPK Makedonia
×
Berita Terbaru Update