Menjadi seorang pemimpin tidaklah perlu menunggu usia tertentu. Sebab seorang pemimpin bukan dilihat dari seberapa besar dan seberapa banyak yang harus dipimpinnya, melainkan seberapa bertanggung jawabnya ia terhadap apa yang ia pimpin. Karakter kepemimpinan wajib dimliki setiap orang, dan terutama hal tersebut harus dimulai dari kemampuan untuk memimpin diri sendiri. Apabila tidak dilatih memimpin sejak dini, siapapun tidak akan mengerti bagaimana cara memimpin yang benar bahkan dalam hal memimpin diri sendiri. Salah satu langkah awal untuk mengajarkan anak-anak akan karakter kepemimpinan adalah dengan mempercayakannya sebuah tanggung jawab, mulai dari yang kecil dan sederhana. Selama ia menjalankan tanggung jawab tersebut, berikan ruang baginya untuk menjalankan tanggung jawab dengan caranya. Hal tersebut bertujuan agar ia belajar menghargai kepercayaan yang diberikan, karena kita sudah terlebih dahulu menunjukkan penghargaan atas tindakannya menjalankan tanggung jawab tersebut. Pada akhir dari pelaksanaan tanggung jawab yang di embannya baru kita mengevaluasi bagaimana cara ia menjalankan tanggung jawab, agar ia dapat memperbaiki apa yang salah ketika ia diberikan kepercayaan atas tanggung jawab yang serupa atau bahkan lebih besar kelak. Dengan belajar bertanggung jawab secara tidak langsung ia juga belajar memimpin diri sendiri untuk mempertanggung jawabkan apapun beban yang dipercayakannya kepadanya.
Ada banyak cara memperkenalkan karakter kepimpinan dan tanggung jawab kepada anak-anak, salah satu yang dilakukan di Sekolah Kristen Makedonia adalah dengan memberikan kesempatan kepada siswa/i SD untuk menjadi petugas upacara. Terdengar biasa saja, karena pada umumnya disemua sekolahpun melakukan hal yang sama. Tetapi ada yang berbeda dengan Sekolah Kristen Makedonia ini, dimana upacara dilaksanakan secara bersama-sama mulai dari jenjang SD sampai dengan SMA. Maka para petugas upacara tidak hanya di saksikan oleh teman atau bapak/ibu guru dalam jenjang yang sama dan tentu saja dengan jumlah peserta yang cukup banyak. Hal tersebut menjadi sebuah tantang tersendiri bagi para murid, khususnya murid SD. Tidak hanya dituntut dapat memimpin jalannya upacara dengan baik, tetapi mereka juga dituntut memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Walaupun waktu latihan telah ditentukan oleh guru, tetapi apabila para murid tidak punya rasa tanggung jawab terhadap tugas yang telah dipercayakan kepadanya, maka latihan sebanyak apapun tidak akan membuahkan hasil atau tampilan yang maksimal. Tetapi pada saat para murid dapat secara sadar merasakan sebuah tanggung jawab terhadap tugas yang mereka emban, seharusnya keinginan untuk mempersiapkan diri menjadi yang terbaik tidak hanya pada saat latihan yang telah dijadwalkan melainkan akan berusaha lebih keras dengan tetap berlatih diluar jam latihan yang telah dijadwalkan tersebut. Melalui hal tersebut secara tidak langsung mereka juga belajar memimpin diri sendiri untuk fokus mencapai sebuah tujuan yang harus disertai dengan adanya sebuah kerja keras. Sebab hasil tidak akan pernah mengkhianati proses. Proses yang dilakukan dengan benar, akan mencapai hasil yang tepat. Sehingga pada akhirnya akan lahir pemimpin-pemimpin hebat yang tahu menghargai proses dan tidak hanya menuntut hasil.
Paruliana Mayasari Hutapea, S.Pd, B.Sc.
Guru SD Kristen Makedonia