Notification

×

Dampak Mata Pelajaran Prakarya Pada Kurikulum K13 Bagi Karakter Siswa

Rabu, 24 Juni 2020 | 01.02.00 WIB Last Updated 2020-06-24T08:02:37Z
Pembelajaran mata pelajaran Prakarya memiliki nilai karakter yang harus dimiliki setiap siswa, di mana karya itu merupakan sesuatu yang dibuat dengan tangan, memiliki keindahan, kegunaan dan nilai jual serta nilai seni. Di dunia pendidikan saat ini, hampir di semua jenjang tak luput dari adanya mata pelajaran “PRAKARYA” atau yang dulu lebih dikenal sebagai mata pelajaran “KERAJINAN TANGAN DAN KESENIAN”. Jika kita renungkan sejenak, mungkin terbersit dalam benak kita sebagai pendidik maupun siswa “Mengapa” harus ada pelajaran tersebut? Namun jangan pernah abaikan kegiatan membuat kerajinan tangan. Seorang psikolog mengatakan bahwa kegiatan membuat kerajinan tangan merupakan kegiatan dari menyeimbangkan antara keterampilan dan tantangan. Tanpa disadari hal ini sebenarnya membuat seseorang merasakan kesenangan, kreativitas dan kepuasan hati. Namun kegiatan yang berkaitan dengan kerajinan tangan dianggap mampu memberikan tantangan bagi yang membuatnya. Semakin sulit pengerjaan suatu karya, semakin besar tantangan yang memperhadapkan pada dua pilihan, apakah mau tetap menyelesaikan karyanya atau berhenti. Selain itu, kegiatan membuat kerajinan tangan juga berkaitan dengan meningkatkan hubungan sosial antar anak.
Implementasi kurikulum 2013 khususnya pada mata pelajaran prakarya ini diberlakukan dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang siap berdaya saing global dan memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang didukung dengan berpikir analisis, kreatif, dan inovatif serta memiliki karakter mulia yang dibutuhkan oleh dunia kerja nantinya. Mental kepribadian yang harus disiapkan dalam menghadapi tantangan zaman dan masa yang akan datang agar tidak ketinggalan arus globalisasi serta mampu bersaing.
Penerapan karakter kekristenan mata pelajaran ini berkaitan dengan rasa syukur terhadap segala ciptaan Tuhan dan memanfaatkan ciptaan Tuhan dengan tepat. Seringkali rasa syukur dan rasa peduli kurang dimiliki oleh kita. Segala hal “sisa” dianggap sampah dan dibuang begitu saja, padahal barang-barang tersebut dapat kita olah kembali, seperti contohnya botol bekas, plastik bekas, daun-daunan, dan sebagainya. Selain itu, karakter lain yang dapat dikembangkan yaitu kreatifitas. Ketika siswa dapat mengenali diri sendiri dan mengetahui potensi yang dimilikinya, semakin timbul rasa percaya diri akan kemampuannya membuat sebuah karya. Hal ini dapat menjadikan siswa lebih tekun, teliti,sabar dalam mengerjakan sebuah proyek. Memiliki sifat jujur dan meningkatkan kerjasama satu dengan yang lain.
Hal di atas sangat sesuai dengan kondisi pendidikan siswa-siswi khususnya siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Sekolah Kristen Makedonia Ngabang. Sebagai guru Prakarya, Ruth memperhatikan bahwa siswa cenderung lebih santai, rileks dan gembira ketika mereka melakukan kegiatan membuat kerajinan tangan. Meskipun tidak semua anak merasakan hal tersebut sepertinya. Bekerja sama dalam kelompok membuat mereka harus saling menerima pendapat satu dengan yang lain, bekerjasama tanpa egois, mengerjakan setiap tugas yang telah diberikan kepada setiap orang dalam kelompok. Secara umum, manfaat membuat kerajinan tangan bagi tiap individu anak yaitu memenuhi kebutuhan emosionalnya, kebutuhan fisik, media hiburan bagi anak, media komunikasi dan media pendidikan bagi anak. Tetapi tetap ditemukan masalah yang sering terjadi di lapangan adalah kurangnya rasa untuk bisa mengapresiasi karya yang telah dibuat oleh temannya atau tidak merasa bangga atas karyanya sendiri, juga terkadang tidak serius dalam membuat kerajinan. Namun, kita harus yakin bahwa setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah mempunyai dampak positif bagi karakter siswa agar menjadi pribadi yang lebih baik.
Ruth Indah K., S.Farm.
Guru SMP Kristen Makedonia
×
Berita Terbaru Update