Baru-baru ini, tepatnya tanggal 7 Februari 2021, saya terpilih sebagai Cici Wakil II Jawa Barat dalam ajang pemilihan Koko Cici Jawa Barat 2021. Koko Cici Jawa Barat sendiri merupakan ajang pemilihan Duta Budaya Tionghoa, Duta Pariwisata, dan Duta Sosial Provinsi Jawa Barat berdasarkan 3B 1T, Behaviour, Brain, Beauty, dan Talent.
Koko Cici Jawa Barat bernaung dibawah Ikatan Koko Cici Indonesia yang tersebar di 11 Provinsi di Indonesia, diantaranya Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Ini adalah suatu pengalaman yang luar biasa bagi saya, dan saya sangat bersyukur dapat menjadi bagian dari pemilihan ini, karena awalnya saya hanya ingin mencoba dan ingin melihat sampai sejauh mana saya bisa berkembang lewat kegiatan ini.
Puji Tuhan dari proses interview pertama via online hingga audisi Talent, Pengetahuan Umum, dan Komitmen dapat saya lalui dengan baik, hingga akhirnya saya terpilih menjadi salah satu finalis Koko Cici Jawa Barat 2020. Kenapa 2020, karena memang seharusnya pemilihannya dilakukan pada tahun lalu. Namun karena pandemi, pemilihan harus ditunda dan baru bisa dilakukan pada tahun 2021 ini.
Selama masa pandemi, finalis Koko Cici Jawa Barat dipersiapkan dengan materi-materi seperti Public Speaking, Pengenalan Ikatan Koko Cici Indonesia, Pengenalan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia(PSMTI) dan pelajaran Bahasa Mandarin secara online.
Hingga akhirnya pada tanggal 5 – 7 Februari kemarin karantina offline berhasil dilakukan di Bandung dimana untuk karantina offline sendiri diiisi dengan pelatihan-pelatihan yang diperlukan untuk menjadi Koko Cici Jawa Barat.
Sejak SMP, saya selalu tertarik dengan budaya dan kegiatan sosial yang ada di sekitar saya. Menurut saya, budaya adalah sesuatu yang sangat menarik untuk diketahui, apalagi di Kalimantan Barat dimana saya tumbuh memiliki 3 etnis besar yang berbeda namun bisa tetap hidup harmonis.
Saya selalu senang ketika bisa mengikuti kegiatan sosial karena menurut saya sukacita yang dirasakan Ketika kita bisa memberi tidak bisa digantikan dengan materi atau apapun yang ada di dunia ini.
Saat SMA, saya pernah mengikuti ajang pemilihan Miss Makedonia yang saat itu menjadi program kerja OSIS 2014/2015 dalam memeriahkan Hari Kartini, sebagai wadah untuk para siswi di SMA Kristen Makedonia untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki.
Yang terpilih menjadi Miss Makedonia nantinya diharapkan dapat menjadi “icon” sekolah dengan mengikuti kegiatan-kegiatan dan menjadi “role model” bagi para siswi bahwa sebagai perempuan kita pun bisa melakukan hal yang sama. Dari yang awalnya didaftarkan oleh teman-teman sekelas, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti pemilihan tersebut dan puji Tuhan terpilih menjadi Miss Makedonia 2015.
Miss Makedonia memiliki beberapa kegiatan diantaranya, menjadi bagian dari Tim Baksos untuk mengajar anak-anak di pedalaman Plasma V, merayakan 17 Agustus dengan anak-anak di salah satu Sekolah Dasar Negeri Sengah Temila, dan merayakan Valentine dengan anak-anak di Sekolah Luar Biasa Negeri Ngabang.
Kegiatan-kegiatan ini sungguh membuka mata saya, dan mungkin ilmu yang saya ajarkan kepada mereka tidak seberapa, namun pelajaran dan pengalaman yang mereka berikan kepada saya sangat berharga. Saya tidak pernah menyangka, dari yang awalnya “terpaksa” karena didaftarkan teman-teman untuk mewakili kelas, ternyata membawa banyak pelajaran yang tidak pernah saya duga sebelumnya.
Karena itu saya ingin menyampaikan kepada kita semua, khususnya untuk adik-adik di SKM, jangan pernah takut untuk mencoba. Kita tidak pernah tahu seberapa jauh kaki kita bisa berjalan jika kita tidak mencoba. Dan kita tidak pernah tau, hal-hal kecil yang kita lakukan saat ini, bisa menjadi suatu pelajaran berharga sebagai bekal kita di masa depan.