Ketika orang mendengar kata lahir, maka yang tersirat di wajah adalah sebuah senyuman atau rasa senang yang diiringi dengan rasa kebahagian, luar biasa perbuatan tangan Tuhan yang ajaib itu. Dan ketika si anak masih dalam kandungan ibunya melahirkannya memerlukan pergumulan antara hidup dan mati, itulah perjuangan seorang ibu. Tentu setelah anak lahir maka pergumulan terletak dibahu kedua orangtua yaitu ayah dan ibu, mengapa tidak? karena anak bukan sekedar dilahirkan untuk dibesarkan tetapi lebih dari pada itu bagaimana anak itu bisa dididik dalam terang firman Tuhan supaya ketika sudah besar maka bukan saja hanya iman yang teguh tetapi juga karakternya bisa menjadi berkat bagi orang lain.
Di masa kini, untuk menafkahi anak supaya si anak tumbuh besar dan dewasa bukan hal yang sulit bagi orangtua, namun untuk mendidik anak supaya karakternya baik inilah yang paling sulit dan menjadi salah satu pokok doa disetiap persekutuan dengan harapan agar anak kelak menjadi anak yang baik, tentu hal ini membutuhkan sikap kehati-hatian dari kedua orangtua jangan sampai lepas kontrol dalam hal mendidiknya.
Firman Tuhan berkata Amsal 29 : 17 “didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketentraman kepadamu, dan mendatangkan suka cita kepadamu.” Kitab Amsal banyak memberi nasehat tentang didikan dengan tujuan, supaya anak dikemudian hari memberi ketentraman bagi orangtua juga suka cita dan bukan malapetaka. Sehingga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) amat sangat penting untuk menanamkan didikan atau nasehat yang baik supaya ketika anak menjadi dewasa maka dia menjadi tangguh untuk menjalani hidup yang tidak mudah ini, sehingga orangtua di rumah, guru di sekolah. Kita harus ekstra hati-hati agar apa yang kita tanamkan dengan anak tidak salah, sebab ketika salah meletakan dasar maka ujungnya akan mengalami kehancuran.
Guru dan orangtua ibarat mendirikan sebuah bangunan yang paling penting diperhatikan adalah fondasi dari bangunan itu sendiri, sehingga ketika fondasi sebuah bangunan baik, maka bangunan pun akan kokoh dan tidak mudah roboh. Demikian juga orangtua atau guru di sekolah ibarat seorang tukang bangunan yang sedang meletakan dasar dari sebuah bangunan, yaitu fondasi. Maka perlu kehati-hatian dan keseriusan memikirkan, apa yang sedang diletakan. Pribadi anak, inilah yang sedang kita bangun di Sekolah Kristen Makedonia khususnya di PAUD yang Tuhan percayakan kepada kita.
Dengan demikian biarlah kita menjadi tukang bangunan yang memperhatikan sungguh-sungguh fondasi apa yang kita letakan dalam diri anak. Biar kiranya kita semua yang turut ambil bagian dalam mendidik anak, diajak dan paling tidak diingatkan bahwa anak yang dilahirkan bukan saja hanya dibina dan dibesarkan supaya tumbuh dewasa tetapi dididik bagaimana anak yang lahir itu menjadi seorang pribadi yang mengasihi Tuhan dan menjadi teladan sampai ia dewasa dimanapun ia berada. Tuhan Yesus memberkati.
Pdt. Arosokhi Laoli
Gereja Reformasi Indonesia, Tubang Raeng
Kepala PAUD Kristen Makedonia Tubang Raeng