Notification

×

Alkitab Dan Sains

Selasa, 23 Juni 2020 | 02.03.00 WIB Last Updated 2020-06-23T09:03:03Z

Science without religion is lame, religion without science is blind. Demikianlah kutipan pandangan Albert Einstein tentang sains. Kutipan tersebut memiliki makna yaitu sains tanpa agama adalah lemah (bodoh), sedangkan agama tanpa sains adalah buta. Lantas, bagaimana pandangan Alkitab terhadap sains?

Pada umumnya pelajaran sains di SMP dan SMA dapat dibagi menjadi dua yaitu mata pelajaran natural science mencakup Biologi, Fisika dan Kimia, dan social science yang mencakup Ekonomi, Geografi dan Sosiologi. Pelajaran sains tentunya sangat penting bagi kehidupan manusia karena mengulas berbagai hal terkait relasi alam dan manusia. Berbagai bidang ilmu yang menerapkan sains contohnya bidang kedokteran, badan antariksa, industri, keuangan, perbankan, pertanian, kehutanan dan lain sebagainya. Sains juga sangat penting untuk menjelaskan berbagai fenomena alam seperti gempa bumi, banjir, Tsunami, badai, dan lain sebagainya. Langkah kerja saintifik mengajarkan kita untuk bekerja dengan teliti, jujur, tekun, empiris, dan objektif.

Namun faktanya sains memiliki kelemahan. Sebagai contoh sains hingga saat ini tidak dapat menjelaskan siapa pencipta alam semesta, kapan waktu tepat terjadinya penciptaan, berapa lama penciptaan terjadi (dalam hitungan hari atau bahkan jutaan tahun). Salah pandangan Evolusi yang sangat fenomenal adalah bahwa bumi semakin hari akan menuju pada kondisi utopia (kesempurnaan), namun pada faktanya semakin hari bumi semakin tua dan semakin rusak. Hingga saat ini belum ada manusia yang mampu menggunakan sains untuk menciptakan kehidupan lainnya. Pada dasarnya fakta domba Dolly adalah sebuah kebohongan sains yang sangat buruk. Karena pada faktanya domba tersebut tidak lama sakit kemudian mati akibat kloning.

Oleh karena itu proses pembelajaran sains di sekolah tentunya menjadi tanggung jawab yang sangat penting bagi setiap pendidik, terutama guru. Sekolah umum dan juga sekolah Kristen memiliki persamaan dalam hal ini, yaitu keduanya sama-sama mengajarkan sains. Namun yang menjadi pertanyaannya “Apakah yang menjadi perbedaan dalam pengajaran sains di sekolah umum dengan sekolah kristen?”. Hal ini tentunya sudah sejak lama menjadi dilema, perdebatan, hingga perselisihan pandangan dari masing-masing pihak. Ada yang mengatakan bahwa dalam kekristenan semua fakta sains dianggap benar asalkan tidak bertentangan dengan Alkitab. Adapula yang mengatakan bahwa saat mempelajari sains sejenak kita harus “mengesampingkan” pelajaran tentang agama dan Tuhan, karena banyak teori sains yang tidak cocok dengan Alkitab seperti teori Evolusi, Big bang, dan lain sebagainya. Pandangan lain menyatakan bahwa seharusnya kita tidak perlu mempelajari sains, yang penting belajar Alkitab saja. Lantas, apakah mata pelajaran sains harus dihilangkan dari jadwal pelajaran sekolah kristen?

Perbedaan pandangan inilah yang harus menjadi perhatian dan tanggung jawab penting bagi gereja, maupun sekolah-sekolah kristen untuk mengulasnya dan mengklarifikasinya dengan benar berdasarkan kebenaran Firman Tuhan. Memandang sains menggunakan kaca mata Alkitab merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan dipelajari oleh sekolah-sekolah Kristen. Jika tidak, maka akan kita akan dianggap sebagai orang Kristen yang “blind” atau buta terhadap ilmu pengetahuan padahal kita masih hidup di dunia yang setiap hari terus berkembang mempelajari ilmu pengetahuan, atau sebaliknya kita dianggap orang Kristen yang telah menjadi atheis karena lebih memilih sains dari pada Tuhan.

John Calvin mengatakan bahwa All Truth is God’s Truth, artinya bahwa segala sesuatu yang benar adalah merupakan kebenaran yang berasal dari Allah atau milik Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam Mazmur 19:1-2 menyatakan bahwa “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya. Kemudian dilanjutkan dengan Roma 11:36 “ Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya”. Kebenaran Firman Tuhan ini menyatakan bahwa tidak ada satu kebenaran apapun yang ada di bawah kolong langit ini yang berada di luar kerangka kebenaran Kristus. Manusia dapat mempelajari sains sejak dahulu hingga sangat maju saat ini, karena mendapatkan anugerah umum dari Tuhan untuk memiliki hikmat mengembangkan apa yang sudah Tuhan ciptakan. Namun Tuhan mengkehendaki manusia untuk tunduk pada kebenaran yang sejati dan semakin mempelajari sains justru manusia harus semakin kagum, tunduk dan takluk pada Kristus.

Alkitab bukanlah buku ilmu pengetahuan atau ensiklopedi yang dimaksudkan untuk mengajarkan sains, tetapi Alkitab menyingkapkan standar-satandar Allah, aspek-aspek kepribadian-Nya yang tidak dapat diajarkan hanya melalui ciptaan-Nya (Mzm 19:7-11; 2 Tim 3:16). Tuhan memanggil kita sebagai orang percaya untuk menyuarakan kebenaran dimanapun kita berada melalui profesi dan bidang kita. Sebagai guru kita dapat menyuarakan kebenaran di dalam kelas saat mengajar maupun melalui sikap hidup kita. Agar kita mampu untuk menyampaikan kebenaran itu maka kita harus tunduk dan menerima terlebih dahulu kebenaran yang sejati melalui Yesus Kristus Tuhan. Selanjutnya diperlukan usaha untuk menggali kebenaran dari Alkitab yang tentunya harus seimbang dengan usaha mempelajari sains, sehingga tidak ada ketimpangan akibat kurangnya pemahaman yang holistik tentang Sains dan Alkitab. Karena sesungguhnya sains yang sejati selaras dengan Alkitab.



Oleh: Kezia Worter, S.Pd., B.Ed.

Guru IPA SMP Kristen Makedonia

×
Berita Terbaru Update