
Mengajar, satu kata sederhana yang memiliki arti yang sangat luas. Mengajar bukan hanya dilakukan satu arah dari guru ke siswa, namun sebaliknya. Mengajar adalah proses saling belajar, baik siswa maupun gurunya. Dalam proses mengajar yang dialami oleh Debora Nuraini (Guru Sekolah Menengah Atas Kristen Makedonia), banyak waktu dan kesempatan yang Debora nikmati dan syukuri ketika bersama dengan siswa-siswinya. Keceriaan, perhatian dan seluruh karakter mereka seperti pelangi yang mewarnai hari-harinya, sehingga menjadikannya lebih berwarna dan menarik. Karakter siswa yang beraneka ragam, kejadian-kejadian di kelas yang tidak dapat diprediksi, kemampuan akademik siswa yang berbeda-beda, serta bakat-bakat terpendam yang dimiliki siswa menjadikannya lebih menarik dan semarak. Menjadi seorang guru memang merupakan tantangan tersendiri, karena menjadi guru kita berhubungan langsung dengan makhluk hidup yang memiliki perasaan dan pemikiran sendiri. Hal ini tentu sangat berbeda dengan bekerja di suasana perkantoran yang seringkali hanya berhubungan dengan laptop dan file-file saja. Siswa jauh lebih kompleks dari sekedar file yang dikerjakan di kantor. Seorang dosen pernah mengingatkan kepada Debora bahwa menjadi guru artinya kita merelakan diri menjadi Alkitab yang terbuka yang dibaca semua siswa. Memang sulit untuk memahami perkataan beliau, namun semakin direnungkan akhirnya Debora memahami, bahwa apa yang dia ajarkan adalah dirinya sendiri dan hal itulah yang akan dipelajari oleh siswanya. Maka dari itu, menjadi guru bukanlah hal yang main-main, melainkan memiliki pertanggungjawaban penuh di hadapan Tuhan, orang tua dan rekan sekerja.
Untuk menjadi Alkitab terbuka yang memberi dampak positif pada siswa tentunya bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan hati yang melekat pada Tuhan dan komunitas seiman yang dapat saling menguatkan. Tentunya dengan memahami betul kasih Tuhan secara pribadi dan merasakan kasih-Nya, akan memampukan kita untuk mengasihi siswa-siswi yang kita ajarkan pula.
Seperti yang dialami oleh Debora bersama rekan-rekan sekerjanya di jenjang SMA Kristen Makedonia. Etos kerja yang baik dari rekan sekerja pun secara tidak langsung mempengaruhi dan memberikan semangat tersendiri baginya. Sesuai yang dituliskan oleh rasul Paulus, bahwa pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik. Bersebrangan dengan pernyataan rasul Paulus, sangat nyata sekali bahwa pergaulan yang baik menghasilkan karakter yang baik pula. Komunitas saling menguatkan dan memperhatikan antar guru di lingkungan kerja, menjadikan guru yang memiliki karakter dan kasih yang luar biasa. Sehingga, dengan menjalin hubungan yang baik di dalam komunitas kerja, akan sangat membantu dalam memotivasi diri untuk menjadi guru yang lebih baik lagi, sehingga seluruh siswa tidak hanya sekedar melihat guru yang baik saja, namun melihat gambar dan rupa Allah yang dinyatakan dalam wujud seorang guru Kristiani yang sesungguhnya.
Debora Nuraini, S.Pd., B.Sc.
Guru SMA Kristen Makedonia